Merindukan Sosok Fatamorgana

(Oleh Jumra fidaini)

Galau1Aku seorang mahasiswa yang baru mangenal dunia luar. Aku di basarkan dengan keringat kasih sayang kedua orangtuaku.saat ku mulai terjun kedunia yang belum pernah ku kenal sebelumnya ku merasa ragu dan takut.aku ragu akan jalan yang ku lalui dan aku takut akan hal-hal baru yang ku hadapi.

Kini aku mulai memilih jalan yang akan aku lalui. Rasa takut yang ku alami mulai hilang dari pikiranku.di saat ku mulai mencari sesuatu yang ku tempuh aku mengenal seorang pria yang bernama purkon. Yang belum pernah ku kenal sebelum nya. Dialah yang mengajariku cara hidup di kota.dia juga mengajariku cara bergaul dengan orang yang baru ku kenal dan kini rasa ragu yang pernah adadalam benak ku seakaan hilang.

Awalnya aku mengira purkon adalah orang yang sombong dan ankuh karna ia lahir dari orang yang cukup berada. Tak sepertiku yang lahir dari keluarga yang cukup sederhana.aku ragu akan kedekatan ku dengan purkon aku takut suatu saat nanti akan terjadi sesuatu yang tak kuharapkan.

Hari berganti hari bulan pun berlalu aku semakin dekat dengan purkon.hari-hari yang ku lalui hanya dengan purkan bahkan di saat aku sakit. dilah yang merawtku.sehingga aku mulai merasakan sesuatu yang aneh pada diriku.aku mulai merasa takut akan kehilangan purkon.hari ku terasa sepi tanpa purkon.

Aku mulai bimbang akan perasaan yang kumiliki. Aku merasa kosong saat purkon jauh dari hidupku. Aku mulai mencari sesuatu penyaebab yang mengganjal di hatiku.aku binggung dengan perasaan yang ku miliki. Aku tidak memiliki hubungan apapun dengan purkon. Aku malu dan takut akan perasaan yang ku miliki.

Di saat ku mencoba untuk menghindarinya dan melupakanya aku semakin mersa sakit dan takut akan perasaan yang ku miliki. Aku mulai menghindar dari purkon. Namun itu membuatku semakin merasa tersiksa. Aku terpuruk dengan perasaan yang ku miliki. Aku aku takut akan semua yang ku alami. Aku terus mencoba untuk menghilangkan perasaanku tarhadap purkon. Walau terkadang itu membuatku semakin sakit.

Purkon selalu memberiku perhatian yang seperti biasa dan itu semakin membuatku merasa sakit akan hari-hari yang ku lalui dengannya. Dia semakin memberiku harapan yang tanpa ada kepastian dari dirinya. Aku mulai bosan dengan perasaan yang ku miliki terkadang aku menjerit dalam hati akan perasaan yang ku miliki.

Aku semakin tertekan dan takut.hingga aku tak tahan dengan semua perasaan yang ku miliki.hingga aku menceritakan semua pada purkon bahwa aku takut akan kehilanganya.aku merasa semu terucap begitu saja hingga membuatku merasa malu.aku berlari menjauh dari purkon dan menghindarinya.aku berharap dia menghentikan langkahku.namun itu semua hanya ‘harapan kosong.dia membiarkan aku begitu saja dia hanya terdiam dan hanya terpaku mendengar ucapanku tadi.

Keesokan harinya aku berjalan seperti biasa. Aku merasa sedikit lega karna perasaan ku terhadap purkon telah terucap walau secara spontan terucap dari bibirku.aku merasa malu di setiap ku melihat purkon aku menghindar darinya. Perlahan aku mulai pergi dari kehidupan purkon.Aku mencari suasana yang bisa membuatku lupa yang pernah ku alami bersama purkon.

Hari berganti hari tahunpun berlalu.aku tetap tidak bisa melupakan purkon.semakin ku mencoba melupakannya semakin ku teringat akan semua yang pernah kulewati bersama purkon. Aku semakin merasa tersiksa.aku mencoba hal yang baru namun itu semua kosong. Aku semakin merindukan sosok purkon. Aku rindu akan canda dan lelucon kami berdua. Terkadang aku berharap purkon merasakan hal yang sama sepertiku.

Aku tidak menyerah begitu saja.aku semakin terus mencoba untuk melupakan purkon.aku terus berusaha hingga aku jatuh sakit menahan akan kerinduanku terhadap purkon.di saat ku jatuh sakit aku mendengar kabar purkon akan bertunangan.aku semakin terpuruk dengan perasaanku.aku terkurung dala perangkapku sendiri.tanpa ku sadari lelehan air mata mulai membasahi pipiku.aku menangis dalam kesendirianku.

Aku mulai membenci diriku sendiri.dan aku sering mencaci diriku sendiri. Aku heran apa yang telah diperbuat purkon terhadapku hingga aku jadi begini. Terkadang timbul pemikiran yang aneh dalam benakku.aku berpikir purkon telah memberiku obat hingga aku tidak bisa melupakannya. Tapi itu semua hanya pikiran kotor yang ada dalam benakku.aku hanya berburuk sangka terhadapnya.

Aku semakin terjerumus dalam kerinduan yang kosong. Aku semakin terpuruk dan hancur akan kerinduan ku terhadap purkon. Aku mulai menyerah dan hampir putusasa. Timbul pemikiran yang membuatku hancur.aku ingin mengakhiri hidupku. Aku mulai mencoba hal-hal yang membuatku hancur. Aku mulai mencoba minum-minuman keras dan aku mulai masuk kedunia yang kotor dan hancur.

Aku mulai mengenal kehidupan baru yang membuatku hancur.aku sering pulang malam dan lupa akan waktu. Aku sering meninggalkan kewajibanku akan ketaatanku terhadap sangkholik.aku mulai membenci orang-orang yang menasehatiku akan jalan yang benar. Hari-hari yang ku lalui semakin menjadi-jadi aku menjadi semakin liar.aku seakan hidup hanya berpoya poya.dan seakan aku hidup untuk selamanya.

Aku jarang berkomunikasi dengan orangtua dan sahabatku. Seolah aku tak pernah mengenal mereka. Aku terus berusaha melupakan purkon hingga aku menjadi seperti ini.namun semua usahaku kosong.aku tetap merindukan purkon. Semua hal telah ku lakukan hingga aku hancur dan kotor. Aku mulai pasrah dan menyerah.

Aku menjalani hidup seperti biasa. Aku seolah tak menghiraukan rasa rinduku terhadap purkon. Walau terkadang aku merasa bosan. Kkehidupanku telah hancur berantakan. Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan lagi. Hingga suatu saat datang seseorang yang ku kenal sangat dekat yang bisa merubah hidupku kembali menjadi hidupku yang dulu

Bersambung

Tinggalkan komentar