Wahai teman
Kuperhatikan senja itu senyumnya telah tiada
Laksana sahara yang gersang
Sesenggukan di tengah cakrawala bumi
Terisak di tengah petala langit jingga
Akankah untuk selamanya
teman
Waktu tak kenal lelah perih dan sedih
Dikala matamu berkaca
Hatimu histeris menjerit
Pilumu kian membuana
Kau tentu tau
Bahwa ribuan ukiran arti
Adalah sahabat yang sejati
teman
Kau juga tau
Kukuhnya suatu nirmana
Bila tanpa kehadiranmu telah sirna
Setiap wahana terasa hampa
Punah sudah canda tawa
Punah sudah suka cita
Hanya duka yang tersisa
teman
Karna aku tau
Waktu itu terlalu berkuasa
Kini ku kan pergi ke upuk barat
Dan kau pergi ke upuk timur
Demi meraih cita-cita yang sejati
Selamat berjuang kawan
Inilah ceritaku untukmu
Dan ukiran kerinduan hati yang sangat untukmu
Sahabatku di perantauan